Selasa, 08 Januari 2019

Analisa Terhadap Isi Suatu Jurnal


Tugas Sofskill Metodologi Penelitian
Analisa Terhadap Isi Suatu Jurnal

Nama   : Ilham Maulana Romadhon
NPM   : 23416427
Kelas   : 3IC01

No
Judul, Autor
Nama Jurnal
Introduction
Metode
Hasil
Conclusion
1
Perencanaan awal turboptop basic trainer aircraft berdasar kriteria cakupan misi penerbangan, (Tungga Bhimadi, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Informatika Universitas Gajayana Malang)

jurnal.ftumj.ac.id/
index.php/semnastek
Perancangan awal merupakan salah satu fase dalam perancangan pesawat terbang, sesudah perancangan mula dan sebelum perancangan konsep. Sebagai latar belakang, sudah saatnya Indonesia mengganti pilihan pesawat latih yang digunakan sekarang. Sehingga perlu usulan pesawat latih dasar pengganti sebagai tujuan penelitian yaitu, pemilihan Turboprop Basic Trainer Aircraft atau pesawat latih dasar dengan propeler, untuk latihan calon pilot penerbang pesawat tempur.
Metodologi penilitian yang digunakan yaitu metodologi perancangan empiris yang memprediksi harga karakteristik yang diusulkan dengan aspek desain fokus pada kriteria cakupan 3(tiga) misi yaitu sortie training, bomber, dan attack.

Hasil penelitian adalah berupa pilihan pesawat berdasar kriteria yang diinginkan dengan prediksi harga
karakteristik dari aspek desain seperti aspek: aerodinamika, stabilitas, persyaratan misi, unjuk kerja, dan kemampuan membawa beban.

kesimpulan, pesawat pilihan memenuhi kriteria cakupan misi bahkan untuk beberapa item misi lebih baik. Metodologi perancangan empiris ini dapat digunakan untuk pemilihan pesawat jenis lain yang akan digunakan.

2
Pengaruh Gaya Dorong Propeller pada Engine Fora Terhadap Kecepatan
Pesawat Model, (Bonyfasius Nopias, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta)
journal.akprind.ac.id
/index.php/jurtek

Kecepatan dari suatu pesawat yang digunakan akan sangat mempengaruhi hasil yang dicapai.
Untuk mencapai performa yang baik , ada beberapa komponen pesawat yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah propeller. propeller berperan sebagai penghasil gaya dorong (thrust), dengan menciptakan perbedaan tekanan antara permukaan depan dan belakang bilah. Thrust yang tercipta tersebut akan membantu pesawat untuk terbang. Apabila thrust yang dihasilkan tidak maksimal akibat salah dalam pemilihan propeller, maka pesawat akan sulit untuk take-off dan bermanufer.
Pengujian dilakukan dengan cara pengukuran tanpa menggunakan pesawat (statis) dan dengan mengukur kecepatan terbang (dinamis). Adapun yang di ukur antara lain thrust, kecepatan angin dan kemampuan propeller terbang menempuh satu putaran lintasan. Untuk pengujian statis dilakukan dengan mengukur thrust dan kecepatan angin yang dihasilkan berdasarkan masing-masing rpm.

Hasil-hasil pengujian disajikan kedalam bentuk tabel dan grafik, dan diolah sehingga dapat
diketahui thrust, kecepatan angin dan efisiensi dari masing masing propeller.
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, untuk rpm tertinggi 27000 rpm, propeller tersebut menghasilkan thrust tertinggi yaitu 1,12 kg, kecepatan angin sebesar 30,05 m/det dan efisiensi 67%. Hasil ini lebih besar dibandingkan dengan yang dimiliki propeller C1dan A. hal ini disebabkan oleh pitch NN lebih besar dari C1 dan A. untuk hasil uji kecepatan terbang propeller NN didapat 2,48 detik untuk satu putaran pada pesawat model F2D.
3
Perkembangan Transportasi Kereta Api Dan Pengaruhnya Terhadap Industri Perkebunan Di Surakarta Tahun 1864-1930, (Wisnu Happy Eko Saputro dan Dr. Dyah Kumalasari)
Journal.student.uny.ac.id
/ojs/index.php/risalah/article
/download/
Transportasi kereta api berpengaruh besar terhadap perkembangan industri perkebunan di Surakarta. Transportasi kereta api berperan sebagai pengangkut hasil perkebunan. Hasil perkebunan di Surakarta yang meningkat, membuat dibutuhkannya alat transportasi yang efektif dan memadai untuk mengangkutnya.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah kritis. Metode sejarah adalah cara yang digunakan dalam merekonstruksi masa lampau. Penelitian ini melalui 5 tahap, yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi dan tahap yang terakhir ialah historiografi.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa munculnya industri perkebunan di Surakarta dilatar belakangi oleh sistem pajak tanah, sewa tanah, dan tanam paksa. Perkembangan industri perkebunan yang pesat membuat alat transportasi yang ada tidak memadai lagi untuk mengangkut hasil panen, transportasi kereta api dibuat untuk mengatasi masalah pengangkutan. Tahun 1864-1900 perkembangan transportasi kereta api telah meningkatkan hasil perkebunan kopi, tembakau, tebu, dan indigo. Transportasi kereta api dapat mengangkut hasil panen perkebunan lebih banyak dan cepat, sehingga banyak pengusaha swasta yang mendirikan perkebunan di wilayah Surakarta. Pengaruh transportasi kereta api berlanjut sampai tahun 1900-1929. Peningkatan terlihat dari perkebunan gula yang menjadi primadona di pasar Eropa dan didukung dengan transportasi kereta api. Peningkatan hasil
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa masuknya transportasi kereta api di Surakarta dilatar belakangi oleh sistem perekonomian yang diterapkan Pemerintah Hindia-Belanda yaitu sistem sewa tanah, sistem pajak tanah dan sistem tanam paksa. Trasportasi kereta api selanjutnya memegang peran penting untuk mengangkut hasil perkebunan antara 1864-1900. Peran transportasi kereta api berlanjut sampai tahun 1929, peran ini terlihat dari pengangkutan hasil perkebunan dan pengangkutan bahan industri batik. Pengaruh transportasi kereta api terhenti pada tahun 1930 karena terpengaruh oleh krisis ekonomi dunia.

4
Pemodelan Turbin Cross-Flow Untuk Diaplikasikan Pada Sumber Air Dengan Tinggi Jatuh Dan Debit Kecil, (Mokhamad Tirono
NEUTRINO/article/
Telah dilakukan suatu upaya memodifikasi   dan rekayasa turbin   jenis cross-flow. Rekayasa dilakukan dengan merubah jumlah sudut dan hubungannya dengan jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin. Rekayasa juga dilakukan terhadap bentuk saluran yang digunakan yaitu saluran terbuka berbentuk persegi, setengah lingkaran dan trapesium.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil beberapa input yang disesuaikan dengan kebanyakan yang ada di lapangan. Input yang diambil adalah kecepatan alir, tinggi jatuh, kemiringan saluran, lebar penampang saluran, jari-jari saluran, diameter luar turbin, dan lebar turbin. Sementara itu besaran yang dibuat variabel adalah jumlah sudu pada turbin cross-flow. Penampang sebagai saluran air dipakai persegi, setengah lingkaran, dan trapesium dan ketiganya dibuat terbuka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan asumsi  lebar penampang 4 m,  tinggi jatuh 2 m, jari-jari 2 m,  kemiringan 1/√3, kecepatan aliran 2 m/s, diameter luar turbin   0,75 m, dan lebar turbin   4,3 m, maka turbin dengan jumlah sudu 12 memiliki jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin yang paling besar. Bilamana jumlah sudu diperbanyak, maka jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin semakin kecil. Sementara itu penelitian untuk menentukan jenis penampang saluran didapatkan bahwa jenis saluran dengan penampang trapesium dihasilkan jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin yang paling besar disusul jenis persegi dan setengah lingkaran.
Hubungan variasi jumlah sudu terhadap putaran, daya dan efisiensi desain turbin cross-flow untuk penampang aliran saluran terbuka bentuk persegi, setengah lingkaran dan trapesium didapatkan nilai putaran, daya air dan daya turbin yang paling tinggi pada penampang bentuk trapesium. Pada jumlah sudu 12 jumlah putaran, daya turbin dan efisiensi turbin berturut-turut didapatkan 2074 rpm, 260.672 kW, dan 84 %. Sementara itu hubungan jumlah sudu terhadap jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin didapatkan bahwa semakin sedikit jumlah sudu, maka akan diperoleh jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin yang semakin besar. Namun demikian dari hasil optimum bilamana diperkecil, maka akan menjadi menurun.
5
Efek Suhu Pada Proses Pengarangan Terhadap Nilai Kalor Arang Tempurung Kelapa (Coconut Shell Charcoal), (M. Tirono, Ali Sabit)
/NEUTRINO
/article/
Bahan bakar minyak merupakan bahan bakar yang diolah dari sumber daya alam yang tidak dapat  diperbaharui.  Biomassa  merupakan  sumber  enrgi  alternatif  terbarukan   yang  berasal  dari tumbuh-tumbuhan dan limbah. Tempurung kelapa dapat diolah menjadi arang yang merupakan bahan baku pembuatan arang briket dengan proses karbonisasi. Temperatur karbonisasi sangat berpengaruh terhadap arang yang dihasilkan sehingga penentuan temperatur yang tepat akan menentukan kualitas arang.  Penelitian  ini  merupakan  penentuan  nilai  kalor  dari  arang  tempurung  kelapa  dengan  suhu pengarangan yang berbeda. Variasi suhu pengarangan yang diberikan yaitu 200  C, 250 ˚ C, 300  C, 350 ˚ C, 400   C, 500   C, 550 ˚ C, dengan pengulangan sebanyak tiga kali pada setiap  variasi suhu. Penelitian ini bertujuan  untuk  mengetahui  pengaruh  suhu pada proses  pengarangan terhadap nilai kalor arang. Selain itu mengetahui efisiensi pembuatan arang tempurung kelapa dengan menganalisa perubahan massa bahan sebelum dan sesudah pengarangan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang ditampilkan dalam bentuk table dan grafik, kemudian data yang dihasilkan  dianalisis dengan anova dan regresi linier.

Hasil  penelitian ini menunjukkan bahwa  penyusutan  massa  dan  nilai  kalor  berbanding  lurus  dengan tingginya  suhu  pengarangan. semakin  tinggi   suhu   pengarangan,   penyusutan   massa   bahan   semakin   tinggi   dan   nilai   kalor semakin besar.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa suhu pengarangan berpengaruh terhadapa penyusutan massa temperatur kelapa, semakin tinggi suhu pengarangan maka semakin tinggi massa penyusutan tempurung kelapa. Suhu pengarangan berpengaruh terhadap nilai kalor arang tempurung kelapa, semakin tinggi suhu pengarangan maka semakin besar nilai kalor arang tempurung kelapa.