Tugas Sofskill Metodologi Penelitian
Analisa Terhadap Isi Suatu Jurnal
Analisa Terhadap Isi Suatu Jurnal
NPM : 23416427
Kelas : 3IC01
No
|
Judul, Autor
|
Nama Jurnal
|
Introduction
|
Metode
|
Hasil
|
Conclusion
|
1
|
Perencanaan
awal turboptop basic trainer aircraft berdasar kriteria cakupan misi
penerbangan, (Tungga Bhimadi, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik dan
Informatika Universitas Gajayana Malang)
|
jurnal.ftumj.ac.id/
index.php/semnastek
|
Perancangan
awal merupakan salah satu fase dalam perancangan pesawat terbang, sesudah
perancangan mula dan sebelum perancangan konsep. Sebagai latar belakang,
sudah saatnya Indonesia mengganti pilihan pesawat latih yang digunakan
sekarang. Sehingga perlu usulan pesawat latih dasar pengganti sebagai tujuan
penelitian yaitu, pemilihan Turboprop Basic Trainer Aircraft atau pesawat
latih dasar dengan propeler, untuk latihan calon pilot penerbang pesawat
tempur.
|
Metodologi
penilitian yang digunakan yaitu metodologi perancangan empiris yang memprediksi
harga karakteristik yang diusulkan dengan aspek desain fokus pada kriteria
cakupan 3(tiga) misi yaitu sortie training, bomber, dan attack.
|
Hasil
penelitian adalah berupa pilihan pesawat berdasar kriteria yang diinginkan
dengan prediksi harga
karakteristik
dari aspek desain seperti aspek: aerodinamika, stabilitas, persyaratan misi,
unjuk kerja, dan kemampuan membawa beban.
|
kesimpulan,
pesawat pilihan memenuhi kriteria cakupan misi bahkan untuk beberapa item
misi lebih baik. Metodologi perancangan empiris ini dapat digunakan untuk
pemilihan pesawat jenis lain yang akan digunakan.
|
2
|
Pengaruh Gaya
Dorong Propeller pada Engine Fora Terhadap Kecepatan
Pesawat Model,
(Bonyfasius Nopias, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta)
|
journal.akprind.ac.id
/index.php/jurtek
|
Kecepatan dari
suatu pesawat yang digunakan akan sangat mempengaruhi hasil yang dicapai.
Untuk mencapai
performa yang baik , ada beberapa komponen pesawat yang mempengaruhinya. Salah
satunya adalah propeller. propeller berperan sebagai penghasil gaya dorong
(thrust), dengan menciptakan perbedaan tekanan antara permukaan depan dan
belakang bilah. Thrust yang tercipta tersebut akan membantu pesawat untuk
terbang. Apabila thrust yang dihasilkan tidak maksimal akibat salah dalam
pemilihan propeller, maka pesawat akan sulit untuk take-off dan bermanufer.
|
Pengujian
dilakukan dengan cara pengukuran tanpa menggunakan pesawat (statis) dan
dengan mengukur kecepatan terbang (dinamis). Adapun yang di ukur antara lain
thrust, kecepatan angin dan kemampuan propeller terbang menempuh satu putaran
lintasan. Untuk pengujian statis dilakukan dengan mengukur thrust dan kecepatan
angin yang dihasilkan berdasarkan masing-masing rpm.
|
Hasil-hasil
pengujian disajikan kedalam bentuk tabel dan grafik, dan diolah sehingga
dapat
diketahui
thrust, kecepatan angin dan efisiensi dari masing masing propeller.
|
Dari percobaan
yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, untuk rpm tertinggi 27000 rpm,
propeller tersebut menghasilkan thrust tertinggi yaitu 1,12 kg, kecepatan
angin sebesar 30,05 m/det dan efisiensi 67%. Hasil ini lebih besar
dibandingkan dengan yang dimiliki propeller C1dan A. hal ini disebabkan oleh
pitch NN lebih besar dari C1 dan A. untuk hasil uji kecepatan terbang propeller
NN didapat 2,48 detik untuk satu putaran pada pesawat model F2D.
|
3
|
Perkembangan
Transportasi Kereta Api Dan Pengaruhnya Terhadap Industri Perkebunan Di
Surakarta Tahun 1864-1930, (Wisnu Happy Eko Saputro dan Dr. Dyah Kumalasari)
|
Journal.student.uny.ac.id
/ojs/index.php/risalah/article
/download/
|
Transportasi
kereta api berpengaruh besar terhadap perkembangan industri perkebunan di
Surakarta. Transportasi kereta api berperan sebagai pengangkut hasil
perkebunan. Hasil perkebunan di Surakarta yang meningkat, membuat
dibutuhkannya alat transportasi yang efektif dan memadai untuk mengangkutnya.
|
Penelitian ini
menggunakan metode sejarah kritis. Metode sejarah adalah cara yang digunakan
dalam merekonstruksi masa lampau. Penelitian ini melalui 5 tahap, yaitu
pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi dan tahap
yang terakhir ialah historiografi.
|
Hasil
penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa munculnya industri perkebunan di
Surakarta dilatar belakangi oleh sistem pajak tanah, sewa tanah, dan tanam
paksa. Perkembangan industri perkebunan yang pesat membuat alat transportasi
yang ada tidak memadai lagi untuk mengangkut hasil panen, transportasi kereta
api dibuat untuk mengatasi masalah pengangkutan. Tahun 1864-1900 perkembangan
transportasi kereta api telah meningkatkan hasil perkebunan kopi, tembakau,
tebu, dan indigo. Transportasi kereta api dapat mengangkut hasil panen
perkebunan lebih banyak dan cepat, sehingga banyak pengusaha swasta yang
mendirikan perkebunan di wilayah Surakarta. Pengaruh transportasi kereta api
berlanjut sampai tahun 1900-1929. Peningkatan terlihat dari perkebunan gula
yang menjadi primadona di pasar Eropa dan didukung dengan transportasi kereta
api. Peningkatan hasil
|
Dari
penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa masuknya transportasi
kereta api di Surakarta dilatar belakangi oleh sistem perekonomian yang
diterapkan Pemerintah Hindia-Belanda yaitu sistem sewa tanah, sistem pajak
tanah dan sistem tanam paksa. Trasportasi kereta api selanjutnya memegang
peran penting untuk mengangkut hasil perkebunan antara 1864-1900. Peran
transportasi kereta api berlanjut sampai tahun 1929, peran ini terlihat dari
pengangkutan hasil perkebunan dan pengangkutan bahan industri batik. Pengaruh
transportasi kereta api terhenti pada tahun 1930 karena terpengaruh oleh krisis
ekonomi dunia.
|
4
|
Pemodelan
Turbin Cross-Flow Untuk Diaplikasikan Pada Sumber Air Dengan Tinggi Jatuh Dan
Debit Kecil, (Mokhamad Tirono
|
NEUTRINO/article/
|
Telah
dilakukan suatu upaya memodifikasi
dan rekayasa turbin jenis
cross-flow. Rekayasa dilakukan dengan merubah jumlah sudut dan hubungannya
dengan jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin. Rekayasa juga
dilakukan terhadap bentuk saluran yang digunakan yaitu saluran terbuka
berbentuk persegi, setengah lingkaran dan trapesium.
|
Penelitian ini
dilakukan dengan mengambil beberapa input yang disesuaikan dengan kebanyakan
yang ada di lapangan. Input yang diambil adalah kecepatan alir, tinggi jatuh,
kemiringan saluran, lebar penampang saluran, jari-jari saluran, diameter luar
turbin, dan lebar turbin. Sementara itu besaran yang dibuat variabel adalah
jumlah sudu pada turbin cross-flow. Penampang sebagai saluran air dipakai
persegi, setengah lingkaran, dan trapesium dan ketiganya dibuat terbuka.
|
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dengan asumsi
lebar penampang 4 m, tinggi
jatuh 2 m, jari-jari 2 m, kemiringan
1/√3, kecepatan aliran 2 m/s, diameter luar turbin 0,75 m, dan lebar turbin 4,3 m, maka turbin dengan jumlah sudu 12
memiliki jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin yang paling besar.
Bilamana jumlah sudu diperbanyak, maka jumlah putaran, daya turbin, dan
efisiensi turbin semakin kecil. Sementara itu penelitian untuk menentukan
jenis penampang saluran didapatkan bahwa jenis saluran dengan penampang
trapesium dihasilkan jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin yang
paling besar disusul jenis persegi dan setengah lingkaran.
|
Hubungan variasi jumlah sudu terhadap putaran, daya dan
efisiensi desain turbin cross-flow untuk
penampang aliran saluran terbuka bentuk persegi, setengah lingkaran dan
trapesium didapatkan nilai putaran, daya air dan daya turbin yang paling
tinggi pada penampang bentuk trapesium. Pada jumlah sudu 12 jumlah putaran,
daya turbin dan efisiensi turbin berturut-turut didapatkan 2074 rpm, 260.672 kW,
dan 84 %. Sementara itu hubungan jumlah sudu terhadap jumlah putaran, daya
turbin, dan efisiensi turbin didapatkan bahwa semakin sedikit jumlah sudu,
maka akan diperoleh jumlah putaran, daya turbin, dan efisiensi turbin yang
semakin besar. Namun demikian dari hasil optimum bilamana diperkecil, maka
akan menjadi menurun.
|
5
|
Efek
Suhu Pada Proses Pengarangan Terhadap Nilai Kalor Arang Tempurung Kelapa
(Coconut Shell Charcoal), (M. Tirono, Ali Sabit)
|
/NEUTRINO
/article/
|
Bahan bakar
minyak merupakan bahan bakar yang diolah dari sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui. Biomassa
merupakan sumber enrgi
alternatif terbarukan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan
dan limbah. Tempurung kelapa dapat diolah menjadi arang yang merupakan bahan
baku pembuatan arang briket dengan proses karbonisasi. Temperatur karbonisasi
sangat berpengaruh terhadap arang yang dihasilkan sehingga penentuan
temperatur yang tepat akan menentukan kualitas arang. Penelitian
ini merupakan penentuan
nilai kalor dari
arang tempurung kelapa
dengan suhu pengarangan yang
berbeda. Variasi suhu pengarangan yang diberikan yaitu 200 C, 250 ˚ C, 300 C, 350 ˚ C, 400 C, 500
C, 550 ˚ C, dengan pengulangan sebanyak tiga kali pada setiap variasi suhu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh suhu pada proses pengarangan terhadap nilai kalor arang.
Selain itu mengetahui efisiensi pembuatan arang tempurung kelapa dengan
menganalisa perubahan massa bahan sebelum dan sesudah pengarangan.
|
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
yang ditampilkan dalam bentuk table dan grafik, kemudian data yang
dihasilkan dianalisis dengan anova dan
regresi linier.
|
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyusutan
massa dan nilai
kalor berbanding lurus
dengan tingginya suhu pengarangan. semakin tinggi
suhu pengarangan, penyusutan massa
bahan semakin tinggi
dan nilai kalor semakin besar.
|
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa suhu
pengarangan berpengaruh terhadapa penyusutan massa temperatur kelapa, semakin
tinggi suhu pengarangan maka semakin tinggi massa penyusutan tempurung
kelapa. Suhu pengarangan berpengaruh terhadap nilai kalor arang tempurung
kelapa, semakin tinggi suhu pengarangan maka semakin besar nilai kalor arang
tempurung kelapa.
|